Kunjungan Outdoor Activity dari SMP 2 Pasuruan

Rombongan peserta kunjungan Outdoor Activity dipimpin oleh Bapak Kepala Sekolah SMP 2 Pasuruan.Rombongan berjumlah 36 orang. Materi selayang pandang tentang instansi, proses penyiapan bahan tanam hingga prosesing menjadi gula disampaikan dalam kegiatan tersebut. Peserta sangat antusias dan bersemangat.

Kunjungan Dinas Perkebunan dan Pelaku Industri Gula dari Nusa Tenggara Timur

Dalam rangka konsultasi teknis dan koordinasi terkait penyiapan benih guna pengembangan tebu di wilayah Nusa Tenggara Timur, Dinas Perkebunan Propinsi Nusa Tenggara Timur beserta praktisi industri di NTT. Nusa tenggara

Timur saat ini sedang melakukan pengembangan usaha perkebunan, khususnya tebu guna memebuhi ketersediaan produksi gula nasional, terutama bagi wilayah Indonesia Timur. Rombongan diterima oleh Ir Triantarti, MSc selaku Direktur P3GI beserta staff terkait. Diskusi dilakukan secara intensif dan dilanjutkan dengan kunjungan di kebun benih P3GI.

Kunjungan Industri Stakeholder Gula India

Rombongan dari India melakukan benchmark ke lembaga riset dan pabrik gula di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) menjadipilihan lembaga riset pergulaan, dan merujuk ke PTPN X di PG Ngadirejo sebagai pabrik gula tujuan studi.

Rendemen

Rendemen adalah fungsi dari kualitas tebu dan efisiensi pabrik. Hasil telaah P3GI terhadap rendemen dan komponennya selama musim giling (MG) 1935 – 2000 menunjukkan bahwa, kontribusi rendemendari kualitas tebu sebesar 79 – 91% (rerata 85 %), sedangkan dari efisiensi pabrik hanya sebesar 9 – 21 % (rerata 15 %). Kualitas tebu berpengaruh besar terhadap fluktuasi rendemen. Pada umumnya permasalahan yang terjadi pada saat ini adalah pengukuran rendemen masih belum mencerminkan kualitas tebu individu yang dipasok ke pabrik gula (PG) secara akurat, terutama pada PG berkapasitas ≥ 4000 TCD. Akibatnya, pasok tebu lebih berorientasi pada bobot daripada kualitas, sehingga dapat dikatakan secara umum masih belum mampu mendorong pasok tebu yang berkualitas tinggi.

Salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut di atas adalah, melakukan analisa tebu secara langsung, dengan cara: (1) Sampling tebu individu yang mampu telusur ke populasi atau sampling tebu langsung, (2)  Sampel yang terambil dinilai berdasarkan kualitas tebu individu (kualitas dan kuantitas nira tebu individu), serta (3) Faktor pabrik dinilai berdasarkan kristal nyata yang dihasilkan, oleh setiap rata-rata kualitas tebu dalam rentang waktu tertentu yang telah ditetapkan (1 hari, 1 minggu, 1 periode, atau 1 musim giling).

Dalam implementasinya, diperlukan metode pengukuran rendemen yang lebih akurat dan yang mewakili setiap truck/lori, yaitu: (1) Sampling tebu individu dilakukan menggunakan alat Core Sampler, (2) Pengukuran kualitas dan kuantitas nira individu, yang merupakan cerminan dari kualitas tebu individu, didekati dengan Pol tebu individu atau Kristal NPP % tebu individu, (3) Sedangkan faktor pabrik didekati dengan Overal Recovery (OR) atau Faktor Kristal. Dengan sistem ini, diharapkan nilai rendemen yang didapat lebih representatif, individual, lebih akurat, serta lebih menghargai prestasi individu pemasok tebu.

Selain ketepatan dalam menganalisa, diperlukan kecepatan untuk mengukur rendemen tebu individu. Penggunaan NIR spectroscopy  mampu mengukur %pol dan %brix secara cepat. Supaya NIR dapat mengukur secara akurat maka diperlukan collecting data baik dari tebu cacah (pol tebu) maupun nira hasil pemerahan hydraulic press (%pol dan %brix) untuk membuat persamaan kalibrasi yang valid.

Kunjungan Wakil Presiden RI

Pesan dari Bapak Wapres untuk perbaikan pergulaan nasional, harus dilakukan dari dua sisi baik sisi on farm maupun sisi off farm.  Petani diminta untuk menanam tebu menggunakan bibit unggul dan SOP budidaya yang benar sehingga dapat tercapai produktifitas tebu 100 ton per hektar dan rendemen 10%.
Agar target tersebut dapat tercapai, fungsi dan dukungan riset harus dilakukan baik dari sisi lembaga riset maupun universitas. P3GI diberdayakan kembali sebagai lembaga riset tebu dengan mengembalikan P3GI sebagai lembaga yang fokus melakukan riset dan non profit oriented. Pendanaan yang diperlukan P3GI dipenuhi dari Kementerian Pertanian.  Status P3GI sebagai lembaga swasta (PT) yang mengelola aset negara harus segera diperjelas.  Dari sisi off farm akan dibangun 10 PG dengan teknologi dan kapasitas yang besar, menggantikan pabrik-pabrik gula yang sudah tidak efisien. Oleh karena itu petani yang sudah menanam tebu dengan baik, akan dapat menikmati rendemen yang tinggi karena digiling oleh pabrik gula yang mempunyai efisiensi tinggi.  Demikian pula pabrik gula akan menikmati keuntungan.

Persiapan Focus Group Discussion (FGD)

Rapat Koordinasi dengan tema Persiapan Focus Group Discussion (FGD) Kebijakan Gula dan Optimalisasi Keanggotaan Indonesia pada ISO (International Sugar Organization) bersama Direktorat Jendral Pengolahan

dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementrian Pertanian di laksanakan di P3GI Pasuruan pada tanggal 12 Februari 2015. Rapat dihadiri/ diwakilkan oleh berbagai unsur stakeholder gula, antara lain : Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Kedeputian Pertanian dan Sumber Daya hayati, Kementerian Koordinator Perekonomian; Direktur makanan, Hasil Hutan dan Perikanan, Ditjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian; Direktur APEC dan Organisasi Lainnya, Ditjen KPI, Kementrian Perdagangan; Direktur Bahan Pokok dan Strategis, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan; Direktur Impor, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan; Plt Direktur P3GI, PTPN IX Semarang, PTPN X Surabaya, PTPN XI Surabaya, Direktur Tanaman Semusim, Ditjen Perkebunan, Kementrian Pertanian, Kepala balai Penelitian tanaman Serat dan Pemanis- Malang, Balitbang Pertanian, Kementrian Pertanian, Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur dan Asosiasi Gula Indonesia (AGI). Stakeholder pergulaan yang hadir dan memberikan sumbangsih pemikiaran terhadap pergulaan nasional cukup komprehensif. Kegiatan ini dilakukan sebagai inisiasi awal sebelum dilakukan kegiatan FGD secara nasional.

Sosialisasi Applied Research and Innovation System in Agriculture (ARISA) Project

Proyek Penelitian Terapan dan Sistem Inovasi Pertanian (Applied Research and Innovation Systems in Agriculture project atau ARISA) adalah bagian dari Kemitraan Australia Indonesia untuk

Pengembangan Ekonomi Pedesaan (Partnership for Rural Economic Development atau AIP-Rural). AIP-Rural didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia. ARISA diimplementasikan oleh CSIRO (lembaga ilmu pengetahuan nasional Australia) bersama-sama dengan BPPT dan RISTEK di Indonesia. ARISA bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan volume inovasi-inovasi yang relevan yang menjangkau petani kecil dengan mendukung kolaborasi antara lembaga penelitian dan perusahaan swasta yang ingin memproduksi secara komersil dan mendiseminasikan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi petani kecil. Melalui dukungannya pada inovasi-inovasi seperti itu, ARISA menargetkan agar sekurang-kurangnya 10.000 petani kecil di Jawa Timur, NTT, dan NTB meningkat pendapatannya sebesar 30% pada akhir 2018. Proyek ini disosialisaikan di P3GI sebagai salah satu target institusi yang akan bermitra dengan industri lain selaku mitra kerja.  Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari kunjungan awal oleh Mr Archie Slamet selaku Country Director CSIRO- Indonesian Representative Office di P3GI pada awal tahun 2015.

Inhouse Training ISO 9001:2015

Dilakukan inhouse training oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia bekerjasama dengan Neville Clark Indonesia. Kegiatan dilaksakan selama 3 hari (24-26 Februari 2015). Kegiatan inidilakukan secara sinergis bersama PTPN X dan PTPN XI. Acara dibuka oleh Kepala Bidang Usaha dan Pelayanan P3GI, Ir trikuntari Dianpratiwi, MS. Pada hari pertama dilakukan pengenalan dan pemahaman tentang ISO 9001 : 2015, pada hari kedua dilakukan materi dan praktek kelas terkait mekanisme audit, sedangkan pada hari ketiga dilakukan praktek lapang dan alikasi penerapan audit (live audit) berdasarkan materi yang disampaikan. Sampel audit dilakukan pada Manajemen Puncak, Human and Resources Development, Manajer Mutu dan Laboratorium Jasa P3GI.

Peningkatan Kapabilitas Petugas Tanaman Semusim

Kegiatan Peningkatan Kapabilitas Petugas Tanaman Semusim Direktoraat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan diselenggarakan di P3GI Pasuruan dengan berbagai materi indoor, outdoor serta kunjungan implementasi dan praktek lapang di Puslit Jengkol. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 4-9 September 2016. Kegiatan diikuti oleh 30 orang peserta dari berbagai disiplin bidang yang terkait dengan perkebunan tebu.