Pesan dari Bapak Wapres untuk perbaikan pergulaan nasional, harus dilakukan dari dua sisi baik sisi on farm maupun sisi off farm. Petani diminta untuk menanam tebu menggunakan bibit unggul dan SOP budidaya yang benar sehingga dapat tercapai produktifitas tebu 100 ton per hektar dan rendemen 10%.
Agar target tersebut dapat tercapai, fungsi dan dukungan riset harus dilakukan baik dari sisi lembaga riset maupun universitas. P3GI diberdayakan kembali sebagai lembaga riset tebu dengan mengembalikan P3GI sebagai lembaga yang fokus melakukan riset dan non profit oriented. Pendanaan yang diperlukan P3GI dipenuhi dari Kementerian Pertanian. Status P3GI sebagai lembaga swasta (PT) yang mengelola aset negara harus segera diperjelas. Dari sisi off farm akan dibangun 10 PG dengan teknologi dan kapasitas yang besar, menggantikan pabrik-pabrik gula yang sudah tidak efisien. Oleh karena itu petani yang sudah menanam tebu dengan baik, akan dapat menikmati rendemen yang tinggi karena digiling oleh pabrik gula yang mempunyai efisiensi tinggi. Demikian pula pabrik gula akan menikmati keuntungan.
Persiapan Focus Group Discussion (FGD)
Rapat Koordinasi dengan tema Persiapan Focus Group Discussion (FGD) Kebijakan Gula dan Optimalisasi Keanggotaan Indonesia pada ISO (International Sugar Organization) bersama Direktorat Jendral Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementrian Pertanian di laksanakan di P3GI Pasuruan pada tanggal 12 Februari 2015. Rapat dihadiri/ diwakilkan oleh berbagai unsur stakeholder gula, antara lain : Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Kedeputian Pertanian dan Sumber Daya hayati, Kementerian Koordinator Perekonomian; Direktur makanan, Hasil Hutan dan Perikanan, Ditjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian; Direktur APEC dan Organisasi Lainnya, Ditjen KPI, Kementrian Perdagangan; Direktur Bahan Pokok dan Strategis, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan; Direktur Impor, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan; Plt Direktur P3GI, PTPN IX Semarang, PTPN X Surabaya, PTPN XI Surabaya, Direktur Tanaman Semusim, Ditjen Perkebunan, Kementrian Pertanian, Kepala balai Penelitian tanaman Serat dan Pemanis- Malang, Balitbang Pertanian, Kementrian Pertanian, Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur dan Asosiasi Gula Indonesia (AGI). Stakeholder pergulaan yang hadir dan memberikan sumbangsih pemikiaran terhadap pergulaan nasional cukup komprehensif. Kegiatan ini dilakukan sebagai inisiasi awal sebelum dilakukan kegiatan FGD secara nasional.
Sosialisasi Applied Research and Innovation System in Agriculture (ARISA) Project
Proyek Penelitian Terapan dan Sistem Inovasi Pertanian (Applied Research and Innovation Systems in Agriculture project atau ARISA) adalah bagian dari Kemitraan Australia Indonesia untuk
Pengembangan Ekonomi Pedesaan (Partnership for Rural Economic Development atau AIP-Rural). AIP-Rural didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia. ARISA diimplementasikan oleh CSIRO (lembaga ilmu pengetahuan nasional Australia) bersama-sama dengan BPPT dan RISTEK di Indonesia. ARISA bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan volume inovasi-inovasi yang relevan yang menjangkau petani kecil dengan mendukung kolaborasi antara lembaga penelitian dan perusahaan swasta yang ingin memproduksi secara komersil dan mendiseminasikan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi petani kecil. Melalui dukungannya pada inovasi-inovasi seperti itu, ARISA menargetkan agar sekurang-kurangnya 10.000 petani kecil di Jawa Timur, NTT, dan NTB meningkat pendapatannya sebesar 30% pada akhir 2018. Proyek ini disosialisaikan di P3GI sebagai salah satu target institusi yang akan bermitra dengan industri lain selaku mitra kerja. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindaklanjut dari kunjungan awal oleh Mr Archie Slamet selaku Country Director CSIRO- Indonesian Representative Office di P3GI pada awal tahun 2015.
Inhouse Training ISO 9001:2015
Dilakukan inhouse training oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia bekerjasama dengan Neville Clark Indonesia. Kegiatan dilaksakan selama 3 hari (24-26 Februari 2015). Kegiatan inidilakukan secara sinergis bersama PTPN X dan PTPN XI. Acara dibuka oleh Kepala Bidang Usaha dan Pelayanan P3GI, Ir trikuntari Dianpratiwi, MS. Pada hari pertama dilakukan pengenalan dan pemahaman tentang ISO 9001 : 2015, pada hari kedua dilakukan materi dan praktek kelas terkait mekanisme audit, sedangkan pada hari ketiga dilakukan praktek lapang dan alikasi penerapan audit (live audit) berdasarkan materi yang disampaikan. Sampel audit dilakukan pada Manajemen Puncak, Human and Resources Development, Manajer Mutu dan Laboratorium Jasa P3GI.
BIAYA POKOK PRODUKSI (BPP) DEPERLUKAN UNTUK PENENTUAN HARGA PEMBELIAN
Penentuan besarnya BPP gula per kilogram di tingkat petani berdasarkan pada berapa parameter yaitu:
Peningkatan Kapabilitas Petugas Tanaman Semusim
Kegiatan Peningkatan Kapabilitas Petugas Tanaman Semusim Direktoraat Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan diselenggarakan di P3GI Pasuruan dengan berbagai materi indoor, outdoor serta kunjungan implementasi dan praktek lapang di Puslit Jengkol. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 4-9 September 2016. Kegiatan diikuti oleh 30 orang peserta dari berbagai disiplin bidang yang terkait dengan perkebunan tebu.
Inhouse Training Internal
Sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan segenap peneliti di P3GI dilaksanakan pelatihan internal dengan tema utama teknologi budidaya tebu, serta peningkatan kemampuan/ tehnik presentasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada 31 Agustus 2016.
SUGAR EXPO DI CALI, COLOMBIA
Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) diminta mewakili Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) dan stake holder pergulaan Indonesia untuk memenuhi undangan Fireworks Exhibitions and Conferences menjadi pembicara dalam Sugar Expo di Cali, Colombia pada tanggal 12-13 Oktober 2016. Penyelenggaran Sugar Expo ini juga didukung oleh Kedutaan Besar Indonesia di Colombia. Duta besar Indonesia di Colombia saat ini adalah Ibu Trie Edi Mulyani (Gambar 1).
Dalam Sugar Expo ini menyajikan pameran dari berbagai perusahaan yang menampilkan berbagai teknologi terbaru bagi industri gula seperti peralatan sistem irigasi, mekanisasi untuk kebun tebu, peralatan untuk unit proses di pabrik gula termasuk instrumen untuk otomatisasi dan pengelolaan air limbah. Sugar Expo juga menampilkan produsen-produsen besar “Panela” (gula merah) dan produk dari pabrik-pabrik gula di Colombia.
Disamping pameran dari berbagai perusahaan, juga dilakukan seminar dengan berbagai topik terkait industri gula dan ko-produk dari tebu antara lain dari negara Brazil, USA, Peru dan Colombia sendiri. Pada seminar ini Indonesia menampilkan presentasi dengan topik “How is Indonesia going to increase its sugar production to try to meet local consumption ? A case study analysis on strategy and plan” (Gambar 2 sampul pertama).
Industri gula Colombia saat ini termasuk dalam salah satu industri gula dengan produktifitas gula per hektar tinggi yaitu mencapai 10 ton gula per hektar. Peningkatan kinerja industri gula Colombia sejak 35 tahun yang lalu patut dijadikan teladan bagi negara penghasil gula yang rata-rata produktifitas gulanya masih rendah. Kemajuan industri gula Colombia didukung oleh lembaga riset gula yang didirikan sejak 36 tahun yang lalu yaitu Cenicana. Lembaga riset ini dibentuk dan didukung pendanaannya oleh pabrik-pabrik gula di Colombia dan petani tabu. Akhir Nopember 2016, Direktur Cenicana direncanakan akan berkunjung ke P3GI dan melakukan diskusi dengan IKAGI untuk menjalin kerjasama terkait varietas tebu dan hama-penyakit.
Saat ini produksi “Panela” (gula merah) di Colombia mencapai 1,5 juta ton dari 250.000 hektar area tebu, disisi lain produksi gula pasir mencapai 2,5 juta ton dari luasan area tebu yang hampir sama dengan luasan tebu untuk produksi “Panela”. Produk gula pasir dari pabrik gula di Colombia sangat bervariasi. Produk gula berkalori rendah dengan pengurangan 50% sampai 75% kalori dibuat dengan mencampurkan gula sukrosa dengan gula steviosa. Disamping itu variasi gula rendah kalori juga ada yang ditambahkan Vitamin D3 atau Omega 3 (lihat Gambar 3)
Produk “Panela” (gula merah) dari tebu juga sangat bervariasi bentuknya baik berupa padatan, bubuk maupun sirup (Gambar 4a, 4b dan 4c). “Panela” dibuat secara alami tanpa tambahan bahan kimia apapun. Untuk memucatkan warna dan meningkatkan daya awet ditambahkan sejenis dedaunan alami dalam proses pembuatan “Panela”.
P3GI mengucapkan terimakasih kepada Fireworks Exhibitions and Conferences dan Kedutaan Besar Indonesia di Colombia dan IKAGI atas kesempatan yang diberikan untuk menghadiri Sugar Expo di Colombia.
Diskusi dan Sharing AGI dan P3GI “Riset Berbasis Gula”
Diskusi dan sharing riset berbasis gula antara pengurus Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran danmenambah motivasi bersama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan industri gula nasional dilaksanakan di P3GI Pasuruan pada bulan Januari 2016.
Seminar Nasional Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Marginal Untuk Pengembangan Usaha Perkebunan
Surabaya, 29-30 April 2015, Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan yang ramah
lingkungan serta untuk pengembangan usaha perkebunan di Indonesia. Dengan kondisi ketersediaan lahan potensial untuk usaha perkebunan semakin hari semakin terbatas, penggunaan lahan marginal (terutama lahan berbukit, rawa, gambut, serta lahan pra & pasca tambang). Menjadi alternative bagi keterbatasan ketersediaan lahan.
Para pelaku usaha perkebunan perlu menguasai informasi terkini tentang berbagai teknologi kesuburan tanah, memaksimalkan pemanfaatan lahan marginal agar penanganan lebih ekonomis serta mengetahui cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan marginal dengan bantuan teknologi sehingga masih tetap dapat memberikan keuntungan.
Mensiasati kondisi tersebut diperlukan teknologi dan manajemen pengolahan khusus agar penggunaan lahan-lahan marginal dapat menghasilkan jumlah dan kualitas produk yang optimal.