Sejarah

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

[POJ, BP3G, P3GI]

didirikan “Het Proefstation Midden Java” di Semarang.

didirikan “Het Proefstation Midden Java” di Semarang.

didirikan “Het Proefstation Midden Java” di Semarang.

POJ dikuasai oleh Pemerintah Jepang.

Komite Nasional Indonesia mengambil alih POJ dari Pemerintah Jepang.

Pemerintah Belanda merehabilitasi POJ

Pemerintah Indonesia mengambil alih POJ dan mengganti nama menjadi Balai Penyelidikan Perusahaan Perusahaan Gula (BP3G).

BP3GI secara organisasi diserahkan kepada Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula Indonesia (BPU-PPN Gula) Jakarta.

Menteri Pertanian membentuk “Dewan Pembina BP3G” yang bertugas mengelola Balai melalui SK Mentan No 344/Kpts/12/1968.

Dewan Pembina merubah nama BP3G menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).

didirikan Asosiasi Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (AP2GI) untuk menunjang kegiatan penelitian yang dilakukan oleh P3GI.

dibentuk Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) yang merupakan integrasi dari Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Penelitian Indonesia (AP3I) dan ASosiasi Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (AP2GI).

APPI membentuk Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) sebagai pengelola Pusat Penelitian yang terdiri dari:

  • Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember.
  • Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia di Pasuruan.
  • Pusat Penelitian Teh dan Kina di Gambung.
  • Pusat Penelitian Karet di Sungai Putih, Sumatera Utara, yang memiliki 3 Balai yakni Balai Penelitian Sembawa, Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, dan Balai Penelitian Getas.
  • Pusat Penelitian Kelapa Sawit di Medan, yang memiliki 2 Balai yakni Balai Penelitian Medan dan Balai Penelitian Marihat.
  • Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia di Bogor. 

didirikan PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) yang merupakan transformasi dari LRPI.